Sedikit menyambung post gw sebelumnya tentang kemacetan Bandung, baru saja gw mengalami kejadian yang cukup membuat gw bete. Hari itu Sabtu sore dan nyokap minta gw mengantar pesanan sepeda ke ITB. Mood gw sedang cukup buruk gara-gara capek abis bulu tangkis bareng temen-temen, cuma makan siang secuil fusili medium, dan belum sempat mandi dari pagi (yikes).
Perjalanan berlangsung lancar, sampai gw tiba di perempatan dago antara riau, merdeka, dan LLRE Martadinata.
Stopan di perempatan itu keren sekarang, ada timer yang menunjukkan lama lampu merah dan lampu hijau. Mobil gw sudah dekat stopan, dan gw melihat timer lampu hijau masih 20an detik. Dengan bersemangat gw tancap gas, sangat yakin masih bisa melewati perempatan sebelum lampu merah menyala. Tiba-tiba… jeng jeng jeng… angkot kalapa dago di depan gw (angkot x) berhenti dengan luar biasanya, padahal lampu hijau masih 15 detik. Kepala sudah panas, pelanggan sudah menunggu di ITB, gw klakson abis-abisan itu angkot, tanpa memberi hasil apapun. 15 detik berlalu, angkot masih berhenti di tempatnya, lalu supirnya berseru “lampu merah bos”. “Ya iya sekarang lampu merah, selama 15 detik lu ngapain bloon!”, sumpah gw dalam hati. Sudah terbayang gw turun dari mobil dan memaki itu supir, tapi akhirnya gw urungkan gara-gara pasti berujung panjang.
2 menit berlalu, lampu hijau menyala, angkot x melenggang tanpa rasa berdosa, dan… ada angkot kelapa dago lain (angkot y) yang masih berdiam diri DI DEPAN MOBIL GW. Gw klakson beberapa kali, supirnya melambai, dia pikir gw pengen liat tangannya kali. Tanpa ba bi bu gw salip even gw ga yakin mobil gw bisa melewati celah, dan untungnya hanya menabrak spion saja.
Man… angkot drivers drive me crazy
Leave a Reply