Ceng Beng

Ceng beng, alias nyekar, adalah kultur yang umum dilakukan oleh warga keturunan Cina setiap tahun. Pada waktu yang ditentukan, kami berkunjung ke makam saudara, menabur bunga, bahkan ada juga yang membakar hioh dan membawa sesajen.

Makan warga keturunan Cina di Bandung umumnya di Cikadut atau di Cipageran (Cimahi). Bokap gue dimakamkan di Cikadut, alhasil setiap tahun ceng beng ke Cikadut, termasuk pagi hari ini.

Satu hal yang paling bikin betr menjalani ceng beng di Cikadut itu orang-orang yang meminta uang di kawasan pemakaman, atau mungkin lebih tepat dibilang malak. Begitu gue sampai makam bokap gue, tiba-tiba berkerumun sejumlah bapak-bapak, ibu-ibu, sampai anak-anak. Ada yang mungutin tangkai bunga, ada yang bawa sapu(tapi ga dipake juga), ada juga yang datang untuk kongkow-kongkow sama sohibnya alias ga ngapa-ngapain. Selesai menabur bunga dan mau balik ke mobil, orang-orang itu langsung mendekat ke keluarga gue, minta duit, ada yang bawa proposal segala. Alhasil nyokap gue kasi sejumlah uang untuk mereka bagi-bagi sendiri.

Kejadian gini masih bisa dibilang lumayan. Kalau lagi peak season, dekat tanggal puncak ceng beng, yang minta duit bisa sepanjang jalan mobil mau keluar dari kawasan Cikadut, setiap orang meminta setidaknya 5ribu. Perusuh kayak gini bikin kunjungan ke makam jadi ga tenang. Ceng beng yang harusnya khidmat jadi terburu-buru. Kalau berlama-lama bisa semakin banyak orang yang malakin kita seperti semut nemu gula. They did nothing, and actually we don’t need them!

Berharap ada pihak terkait yang menertibkan, soalnya hal ini mengganggu dan meresahkan orang yang ingin mengunjungi makam keluarganya.


Posted

in

by

Tags:

Comments

One response to “Ceng Beng”

  1. trooper Avatar
    trooper

    gw milih nyekar nya lg iedul fitri, saat fucking tiko bastard pad mabok ketupat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *