Pemilu Legislatif 2014, Jokowi Effect, Golput

Melihat lingkungan di sekitar saya, pemilu legislatif 2014 disambut dengan cukup antusias. Dari pagi beberapa grup Whatsapp dan LINE ramai mendiskusikan calon mana yang paling representatif dan qualified. Grup BBM? Sekarang sudah sepi, but that’s another story.

Sambil membaca nama-nama rekomendasi di grup, saya cek profil calon tersebut di web votecerdas.org. Menemukan juga calon yang ingin dipilih untuk DPRD Provinsi, DPR RI, dan DPD. Untuk DPRD Kota tidak menemukan calon yang sreg.

Jam 9 saya ke TPS, ternyata masih antri. Daripada mengambil nomor antrian, saya pikir datang siangan saja siapa tahu sudah lebih kosong. Sewaktu pemilu walikota seingat saya jam 11 an TPS sudah lengang. Jam 10.30 saya datang lagi, ternyata masih mengantri, mendapat nomor 200-an, sedangkan yang sudah dipanggil baru nomor 150. Kabar buruknya jam 11 ada badminton kantor. Saya berencana mencoblos selesai badminton, tapi ternyata TPS sudah keburu tutup.

Ada 2 fenomena unik yang saya perhatikan. Pertama Jokowi effect. Ketika saya tanya, “Besok mau coblos siapa?”, tidak sedikit teman yang bilang asal PDIP saja supaya posisi Jokowi aman. Hal ini tentunya memberi benefit luar biasa untuk PDIP, tapi sayangnya entah calon legislatif yang diusung PDIP qualified/tidak.

Fenomena ke-dua, golput sekarang sudah lebih pintar. Yang mau golput setidaknya merusak surat suara atau mencoblos beberapa calon sehingga tidak sah. Orang-orang golput khawatir kalau tidak begitu, suara akan dimanfaatkan oleh pihak lain.

Pemilu legislatif 2014 sudah usai. Mari berharap legislatif yang mewakili suara rakyat, benar-benar amanah dan tidak mewakili suara partainya saja.


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *