The Long Tail

Dalam perjalanan ke Bogor kemarin, saya membaca buku ‘The Long Tail’ karangan Chris Anderson untuk mengisi waktu sepanjang perjalanan. Sudah beli buku ini lumayan lama, tapi belum sempat dibaca. 2 x 2.5 jam perjalanan pulang pergi lumayan bisa menghabiskan 4 bab. Poin-poin yang dibahas pada buku ini sangat menarik.

cover_1

Awalnya masyarakat terkotak-kotak karena faktor geografi. Ketika mulai ada televisi dan radio (dalam jumlah terbatas), manusia mulai memiliki selera masal. Semua orang mendengarkan Elvis, semua orang menonton pertunjukan televisi yang sama. Saat ini sudah ada internet, kita bisa mengakses informasi apapun yang kita mau, sehingga masyarakat mulai kembali terkotak-kotak, tapi berdasarkan preferensi pribadi.

Masyarakat yang terkotak-kotak disebut sebagai niche. Jumlahnya tidak banyak, tapi ada. Komoditas masal, alias hit, juga tetap ada. Tapi saat ini gabungan niche memiliki nilai yang besar. Misalnya musik-musik niche dalam format digital yang hanya terjual sedikit per bulannya, jika dijumlahkan bernilai 1:3 dengan musik hit. Musik niche dalam jumlah banyak inilah yang disebut dengan Long Tail, alias ekor panjang.

Ada 3 pilar yang menopang berjalannya bisnis ‘The Long Tail’.

1. Produsen yang banyak. Misalnya dengan adanya PC, banyak orang bisa membuat lagu digital.

2. Produk niche bisa didistribusikan ke konsumen. Lagu digital bisa dengan mudah didistribusikan melalui media internet. Meskipun hanya terjual 1 atau 2, tidak membebani biaya distribusi.

3. Mengenalkan produk niche ke konsumennya. Misalnya lagu digital niche dengan sedikit penggemar dapat dikenalkan melalui rekomendasi di website atau aplikasi.

Penasaran dengan The Long Tail? Yuk beli bukunya 😀


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *